Feeds:
Pos
Komentar

Archive for Agustus, 2016

Minggu lalu mendengarkan lagu pop legendaris melayu di salah satu grup WA yang saya ikuti, dan jadi teringat sempat ikutan training leadership yang agak nyeleneh karena tidak ada materi dan slide power point sama sekali, programnya cukup panjang, hampir setahun walaupun tidak terus menerus, satu hal yang menarik bagi saya adalah ketika ada bahasan tentang judul lagu tadi, hasil dan alasan.

Dalam hidup, kita selalu memiliki salah satu dari dua hal ini. Kita bisa memiliki hasil dari apa yang kita rencanakan – atau kita punya alasan kenapa kita gagal. Alasan kita selalu masuk akal, logis, dan meyakinkan. Kita gunakan alasan ini untuk meyakinkan orang lain – dan kita sendiri – tentang bahwa kegagalan kita mendapatkan hasil bukanlah tanggung jawab kita.

Pertanyaannya, mana yang lebih mudah kita hasilkan, alasan apa hasil? Tentu saja alasan. Alasan selalu lebih mudah didapatkan dibanding hasil karena lebih aman, dan lebih tidak berisiko.

Dan bukan itu saja manfaat alasan, selain hal hal diatas, alasan juga memungkinkan kita menghindari fakta yang mungkin tidak menyenangkan tentang diri kita sendiri.

Misalnya, jika saya terlambat bangun dan datang ke pertemuan telat dari jadwal yang dijanjikan, dan saya punya alasan yang sangat baik, maka saya dapat meyakinkan diri saya sendiri bahwa saya sebenarnya tidak melanggar ucapan/janji saya. Lalu saya dapat tetap menjaga image diri saya sebagai orang yang ber-integritas, sebagai orang yang dapat dipercaya. Saya tidak perlu menghadapi fakta bahwa saya cedera janji, saya tidak perlu lagi mengakui bahwa saya tidak dapat dipercaya, bahwa ucapan saya tidak bisa diandalkan.

RvR2

Atau misalnya contoh yang lebih halus, jika kita hadir pada suatu rapat lalu hanya duduk diam dan tidak memberikan kontribusi, kita dapat menghadirkan alasan bahwa saya adalah orang yang berkomitmen, dan turut berpartisipasi, sehingga saya bisa menghindari fakta bahwa saya main aman, dan tidak mengambil resiko untuk di tentang pendapatnya.

Dan sekarang, mana yang anda inginkan dalam hidup anda? Hasil yang anda katakan penting dalam hidup anda – atau alasan bahwa anda tidak mencapainya?

Apa yang anda siap korbankan untuk menghasilkan apa yang anda inginkan? Semuanya berpulang pada diri kita sendiri…

Read Full Post »

Ingin menulis tentang tema ini setelah melihat pengajian dengan ustadz yang mirip banget sama Samuel L Jackson. [Asli sampai sampai sempet mengira dia masuk Islam dang ganti nama jadi Osamuel Bin Jackson].

saf

Ustadz Hanif memulai ceramahnya dengan membawakan kisah tentang berhala dan definisinya dalam Islam, dan apa yang menjadi arti kata illah dalam kalimat tauhid, yang kemudian di zaman sekarang oleh teman teman wahabi banyak di artikan sebagai patung patung, dan sampai sampai peninggalan sejarah juga dihancurkan oleh mereka dengan dalih memberantas berhala dan menegakkan tauhid.

hjjh

Kata illah dalam kalimat tauhid menurut beliau adalah poros/engsel dimana hidup kita berputar padanya, makanya kalau kata orang bule, orang gila itu disebut juga unhinged, karena dia hidup kehilangan pegangan/poros.

Siapapun dia, entah atheist maupun orang beriman, membutuhkan tema sentral (point of references) dalam hidupnya, dan kadang kadang lebih dari satu, dimana dia dapat mengevaluasi dirinya sendiri, dan bisa mengatakan bahwa saya orang baik atau buruk, bahwa jalan ini yang benar dan yang itu salah. Saya adalah saya hari ini karena tema sentral dimana hidup saya berporos ini, dan tema sentral tempat hidup kita berporos itulah tuhan kita, kadang kadang kita butuh beberapa macam “tuhan” ini, kadang kita butuh tuhan untuk pekerjaan kita, kadang untuk kehidupan pribadi, kadang untuk anak anak dan keluarga. Dan tuhan tuhan dalam hidup kita ada memiliki  tingkatan tingkatan, tuhan anda bisa ego anda sendiri, bisa kendaraan anda, bisa anak anda, bisa pekerjaan anda, ataupun bisa juga ideologi.

Ketika kita mengucapkan “La ilaha illALLAH”, itu artinya kita berikrar untuk menolak semua tuhan tuhan kecil tadi karena hal itu menjadi penghalang antara kita dengan Allah.

Dan yang perlu kita ketahui sekarang ini adalah apa saja berhala di zaman modern ini? Dan ini juga yang teman teman wahabi kita mendapatkan kesulitan, karena mereka terjebak ke stereotyping menerjemahkan tuhan dengan t kecil ini sebagai patung patung, sampai museum di kota mosul di hancurkan sampe bersih oleh mereka, dan sepertinya mereka lupa atau tidak sadar bahwa patung patung peninggalan sejarah di museum ini sudah tidak ada yang menyembahnya lagi, dan mereka dengan nyaman mengabaikan berhala ego, berhala harta yang dijadikan tuhan oleh pangeran pangeran Saudi yang membiayai mereka, dan menurut beliau ini adalah karena mereka gagal melihat Islam dari sisi prinsipnya, mereka lebih memperhatikan kulit/bungkus dan melupakan isi/esensi.

Referensi:
https://www.youtube.com/watch?v=AJ9wvHq3eQ8
https://www.youtube.com/watch?v=fK7QOs4gzyU

Read Full Post »